(Sebelum menulis ini, penulis sudah meminta maaf kepada Jokowi, dalam hati)
Ketika
anda melihat foto atau menonton video Jokowi, sebenarnya apa yang
membuat orang itu begitu populer? Walau baru beberapa bulan menjadi
gubernur DKI Jakarta, popularitasnya jauh mengungguli tokoh-tokoh lain.
Tampang Jokowi selalu mendominasi pemberitaan, baik cetak maupun online.
Gantengkah dia? Walaupun belum ada survei, tapi saya yakin tak banyak
yang sanggup mengatakan Jokowi ganteng. Coba lihat maaf ‘mulutnya’. Pada
umumnya bentuk mulut yang bagus adalah yang tidak terlalu lebar, bahkan
cenderung mungil. Bagaimana bentuk mulut Jokowi? Alih-alih mungil,
mulutnya malah terlalu lebar untuk ukuran rata-rata orang Indonesia.
Mulut yang lebar menyebabkan semua isinya, gusi dan gigi, akan tampak
seluruhnya ketika si empunya tertawa. Kalau Jokowi pas ketawa, amit-amit
gak ada daya tariknya sama sekali bahkan cenderung maaf ‘nggilani’. Mohon maaf bagi yang sedang hamil, jangan sekali-kali menertawai tampilan Jokowi, bisa kualat nular ke calon cabang bayi.
Alihkan perhatian Anda pada maaf ‘jidatnya’. Jidat Jokowi terlalu menonjol dan terlalu lebar. Kalau dalam istilah Jawa disebut ‘nonong’. Jidat nonong dalam rumus orang ganteng, sangat diharamkan. Jidat nonong
menjadikan bagian wajah yang lain, seperti pipi dan hidung tampak
tenggelam, kalah menonjol dengan jidatnya. Padahal hidung adalah pusat
perhatian lawan saat berhadapan. Hidung pula yang menjadi salah satu
barometer orang disebut ganteng atau jelek.
Dan
berikutnya adalah kepala, terutama bagian belakang. Secara anatomis,
kepala Jokowi menonjol kebelakang. Kalau dalam istilah Jawa disebut ‘ngganyot’. Ukuran kepalanya juga relatif lebih besar dari ukuran rata-rata orang Indonesia. Bentuk kepala yang cenderung besar dan ngganyot
sama sekali tidak enak dipandang, apalagi dengan badannya yang
kerempeng menjadi terkesan berat atas daripada bawah. Tak heran, cara
jalan Jokowi seperti melayang-layang.
Dari analisis mulut, jidat dan kepala tadi dapat disimpulkan bahwa Jokowi adalah pria bermulut lebar, berjidat nonong dan berkepala ngganyot. Samber geledek… siapa berani memasukkan dalam kategori ganteng?
Sekarang
saatnya berpikir serius. Trus kenapa Jokowi begitu populer, digandrungi
di mana-mana? Digadang-gadang banyak orang sebagai seorang calon
presiden RI 2014. Kenapa pollingnya selalu mengalahkan wajah-wajah lama yang relatif ganteng dan cantik? Jawabnya
adalah karena MUAK. Ya, masyarakat di Indonesia sudah muak dengan
pemimpin yang ganteng tetapi serba penuh pencitraan (kamuflase). Muak
dengan pemimpin yang korup, atau membiarkan korupsi merajalela.
Pemimpin
yang gamang, ragu-ragu dan tidak konsisten. Kini masyarakat begitu
mendambakan pemimpin yang sederhana (baca: lugu), tanpa basa-basi, tanpa
kompromi dan penuh percaya diri. Dan impian banyak orang itu ngejawantah pada diri seorang Jokowi. Ya, pria jelek bermulut lebar, berjidat nonong, dan berkepala ngganyot
itu begitu mempesona masyarakat Indonesia. Tanpa mendahului kehendak
Yang Di Atas, rasanya sulit membendung Jokowi menuju RI 1. Kita tunggu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda membangun kami.